Minggu, 01 April 2012

DHF


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Menurut beberapa ahli pengertian DHF sebagai berikut: Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegepty (Christantie Efendy,1995 ).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegepty (betina) (Seoparman , 1990).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegepty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegepty (Seoparman, 1996).
1.2  Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan Penulisan Makalah ini adalah :
  1. Mengetahui Definisi DBD 
  2. Mengetahui Etiologi DBD
  3. Mengetahui Patofisiologi DBD 
  4. Mengetahui Manifestasi klinik DBD 
  5. Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik DBD 
  6. Mengetahui Komplikasi DBD
  7. Mengetahui Penatalaksanaan Medik DBD
  8. Mengetahui Askep DBD
1.3  Ruang Lingkup
Karena luasnya permasalahan dalam ilmu KMB, makalah ini hanya akan membahas menurut judul tematis yaitu “DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)”. Yang dalam penyusunan makalah ini menggunakan metode diskriptif yaitu mengumpulkan data studi kepustakaan dan dari internet.
1.4  Sistematika Penulisan
Makalah ini terikat dari yang secara sistematis disusun menurut urutan sebagai berikut :
BAB I          :  PENDAHULUAN terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan sistematika penulisan
BAB II         :  PEMBAHASAN  terdiri dari definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik, komplikasi, penatalaksanaan medik, dan askep
BAB III       :  PENUTUP terdiri dari kesimpulan


 


BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Definisi
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes agepty.
2.2       Etiologi
Virus dengue sejenis arborvirus.
2.3       Patofisiologi



 





























2.4       Manifestasi klinik
  1. Demam akut selama 5 hari tanpa penyebab yang jelas
  2. Perdarahan bawah kulit :ptechie, ekhimosis dan hematom
  3. Mual muntah tidak nafsu makan, diare, konstipasi
  4. Epitaksis, hematuri,melena, hematemesis
  5. Nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati
  6. Sakit kepala
  7. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
  8. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun gelisah, capillari refil >2 detik, nadi cepat dan lemah)

2.5        Pemeriksaan diagnostik 
v  Darah lengkap: Hemokonsentrasi (Hemotokrit meningkat 20% atau     lebih), Trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
v  Serologi
v  Rontgen thorak: effusi pleura
v  Pemeriksaan laboratorium pada DHF akan dijumpai :
·         Ig G dengue positif.
·         Trombositopenia.
·         Hemoglobin meningkat > 20 %.
·         Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat).
·         Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia.
Pada hari ke- 2 dan ke- 3 terjadi leukopenia, netropenia, aneosinofilia, peningkatan limfosit, monosit, dan basofil
1) SGOT/SGPT mungkin meningkat.
2) Ureum dan pH darah mungkin meningkat.
3) Waktu perdarahan memanjang.
4) Asidosis metabolik.
5) Pada pemeriksaan urine dijumpai albuminuria ringan.

2.6       Komplikasi
  • DIC (desiminatel intrevena coagulation)
  • DSS (dengue syock sindrom)

2.7        Penanatalaksanaan medik
a)      Tirah baring atau istirahat baring.
b)      Diet makan lunak.
c)      Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF.
d)     Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali) merupakan cairan yang paling sering digunakan.
e)      Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
f)       Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
g)      Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen.
h)      Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
i)        Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder.
j)        Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.
k)      Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam.






2.8       Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1.      Kaji adanya peningkatan suhu tubuh , tanda-tanda perdarahan, mual muntah, tidak nafsu makan, nyeri sendi dan otot, tanda-tanda renjatan
2.      Kaji hasil pemeriksahan labaratorium.
a.       Darah lengkap: Hemokonsentrasi (Hemotokrit meningkat 20% atau     lebih),
Trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
b.      Serologi
c.       Rontgen thorak: effusi pleura
Diagnosa Keperawatan
1.      Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah, peradaran, muntah,demam
DS : - Ada keluhan muntah, demam. Rasa halus
DO : - Suhu tubuh meningkat, Nadi cepat dan TD <90/60 mmHg
-          Pasien tampak malas minum
-          Torgor kulit kurang elatis, mukosa mulut kering
-          Jumlah intake dan output
-    Hasil laboratrium : hemokonsentrasi, trombositpenia
Tujuan :
Gangguan keseimbangan cairan teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatanselam 3 X 24 jam.
Kriteria hasil:
-          Pasien mau minum minimal 2000-2500 cc perhari
-          Tidak ada tanda-tanda dehidrasi (turgor elastis, mukosa lembab)
-          Intake dan ouput seimbang
-          Tanda-tanda vital dalam batas normal (S : 36-37 0C, N : 60-100x/mnt, RR : 16-22 x/mnt, TD : 110-120/70-80 mmHg)
-          Hasil laboratrium trombosit dan hematokrit dalam batas normal
Intervensi :
1)      Kaji keadaan umum paisen serta tanda-tanda vital
2)      Berikan dan anjurkan pasien untuk banyak minum minimal 200-2500 cc/hari
3)      Observasi tanda dan gejala dehidarasi: rasa haus, turgor kulit, mikosa mulut
4)      Libatkan keluarga untuk memotivasikan pasien agar banyak minum
5)      Kolaborasi dalam pemberian cairan perental sesuai program terapi
6)      Kolaborasi dalam pemeriksaan/pematuan hasil lab (Trombo, Ht)
2.      Resiko terjadi syok hipovolemi berhubungan dengan keluarga cairan, hemokonsentasi, trombositopenia, pasien malas minum, pruduksi urin berkurang
DS    : - Pasien mengatakan badannya lemah dan kepala pusing
           - Merasa banyak keringat dingin dan haus yang berlebihan
      DO            : - KU/kesadaran menurun
                 - Adanya tanda-tanda –perdarahan (gusi, mimisan, hematuri)
           - Produksi urine menurun
                 - Sianosis, dispena, sesak nafas tiba-tiba, membran mukosa
                 - Penurunan tanda-tanda vital
        - Hasil laboratrium trombosit dan hematokrit dalam batas
           normal
         Tujuan :
         Syok hipovelemi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
Kriteria hasil:
-          Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis
-          Rasa haus, pusing berkurang/hilang
-          Tindakan ada tanda-tanda perdarahan hebat


-          Sianosis, dispenea, sesak nafas tidak ada
-          Produksi urin lcc/kg/jam
-    Hasil lab dalam batas normal 
   Intervensi :
1)      Monitor keadaan umum/kesadaraan pasien dan tanda-tanda adanya syok
2)      Monitor tanda-tanda perdarahan
3)      Monitor tanda-tanda dehidarsi
4)      Monitor intake dan output
5)      Jelaskan pada pasien/keluarga tanda-tanda syok mungkin dialami oleh paisen
6)      Libatkan keluarga untuk segera melapor bila  ada tanda-tanda syok
7)      Kolaborasi dalam:
-          Pemberian cairan parenteral sesaui program therapi
-          Pemberian transfungsi darah/trombosit sesuai indikasi
-          Pemberian 02 sesuai indikasi
-          Pemeriksaan/monitor hasil labaratorium (Trombo, Ht)
3.                  Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan  berhubungan dengan mau
DS    :  - Pasien mengeluh mual, dan tidak nafsu makan
DO   :  - Pasien menolak untuk makan, porsi makan tidak dihabiskan
- Muntah dan mual
           - Perubahan berat badan ( sebelum dan saat sakit )
                  Tujuan :
         Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 24 jam
- Nafsu makan meningkat
- Pasien mampu menghabiskan makan sesuai dengan porsi yang disajikan

- tidak ada keluhan mual dan muntah
- berat badan tetap/meningkat
            Intervensi :
1)      Kaji pola makan/nutrisi pasien
2)      Kaji keluhan mual, muntah dan kasit menelan yang dialami pasien
3)      Berikan makan yang mudah dicerna
4)      Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan dalam keadan hangat
5)      Berikan pujian positif saat pasien mau menghabiskan makannya
6)      Catat jumlah makan yang dihabiskan tiap kali makan
7)      Timbang BB tiap hari bila memungkinkan
8)      Kolaborasi : pemberian obat anti mual / muntah dan ahli gizi untuk pemberian diet yang sesuai
  1. Gangguan rasa nyaman : hipertemia, nyeri otot sendi berhubungan dengan efek proses imflamasi
DS :     - Pasien mengeluh nyeri pada otot, persendian, demam
DO :    - Pasien nampak meringis menahan sakit
-    Pasien menggigil (Suhu ↑, Nadi ↑ )
-    Mukosa bibir kering
   Tujuan :
      Rasa nyaman setelah dilakukan keperawatan selama 3 x 24 jam
Kriteria hasil :
- Nyeri  berkurang sampai dengan hilang
- Tanda-tanda vital dalam batas normal (S : 36-370C, N : 60-100 x/mnt, RR : 16-22 x/mnt, TD : 110-120/70-80 mmHg)
- Demam tidak ada
- Mukosa bibir tidak kering
   ntervensi :
1)      Kaji ketidak nyaman klien, jeman, nyeri sendi
2)      Kompres hangat pada dahi,

3)      Berikan banyak minum
4)      Gunakan baju yang menyerap keringat
5)      Jaga lingkungan tetap tenang
6)      Kolaborasi pemberian analgetik dan antipiretik sesuai indikasi
       
5.      Kebutuhan belajar mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan tindakan berhubungan dengan keslahan interpretasi informasi
      DS    :  -    Pasien mengatakan tidak mengerti kondisi penyakit dan perawatannya
      DO   :  -  Pasien sering menanyakan tentang informasi yang telah dijelaskan    oleh perawat dan dokter
             -     Pasien tidak akurat mengikuti insruksi  seperti : minum   
                   Minimal 2000 cc/hari            
          -    Pasien sering turun dari tempat tidur dalam memenuhi 
         Kebutuhan sehari-hari
Tujuan :
Pasien memahami mengenai  kondisi, prognosis dan aturan terpeutik setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam
      Kriteria hasil :
-                Pasien memahami apa yang telah di informasikan
-             Pasien melakukan apa yang telah dijelaskan seperti :  minum air putih 2000-3000 cc /hari, istirahat ditempat tidur, minum obat sesuai ajuran dokter
     Intervensi :
1)      Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit /pengobatan
2)      Diskusikan /jelaskan penyebab penyakit, cara penularan, kebersiahan lingkungan, diet,pemeriksaan dan pengobatan yang harus dilakukan
3)      Beri kesempatan pasien untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami
4)      Beri penjelasan tentang tujuan setiap tindakan pearawatan yang dilakukan
5)      Beri penjelasan tentang komplikasi yang dapat timbul dan hal-hal yang harus segera dilakukan bila terjadi perdarahan
6.      Cemas berhubungan dengan perubahan fungsi sosial, peran dalam keluarga, komplikasi penyakit yang dialami, kematian
               DS    : -      Pasien mengatakan cemas akan kondisi penyakit
               DO   : -      KU Lemah
        -     Gelisah 
           -      Menutup diri  
             -    Wajah pucat
             -    Hilang kendali /emosi labil
             -    Perubahan tanda-tanda vital
Tujuan :
Cemas hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 30 menit
Kriteria hasil:
-          KU membaik
-          Pasien tenang
-          Pasien terbuka untuk komunikasi
-          Wajah tampak segar
-          Emosi stabil /kendali terkontrol
-          Perubahan tanda-tanda vital
Intervasi :
1)      Kaji tingkat camas pasien
2)      Tumbuhkan rasa percaya antara pasien dan perawat
3)      Tindakan koping yang ada
4)      Hargai setiap pendapat yang positif dan diberi dukungan
5)      Dengarkan keluhan pasien tanpa harus memotong pembicaran
6)      Tatap mata paisen saat berbicara
7)      Lakukan sentuhan terapeutik
8)      Tingkat koping mekanisme

         Evaluasi :
1)      Keseimbangan cairan terpenuhi
2)      Syok hipovolemik tidak terjadi
3)      Nafsu makan meningkat, nutrisi terpenuhi
4)      Gangguan rasa nyaman, nyeri, suhu tubuh terpenuhui /sesuai kebutuhan normal
5)      Kecemasan pasien dan keluarga dapat teratasi /tidak terjadi
6)      Memahami kondisi dan prognosis penyakit DBD

               Discharge planning
1.Istirahat yang cukup pasca rawat
2.Banyak minum air putih 2000-2005 cc /hari
3.Makan seperti biasa tetapi bila terasa sakit makan harus lunak
4.Makanan tidak terlau asam dan pedas
5.Perhatikan pencetus,misalnya
            -        Lapor RT untuk pengasapan
            -        Lakukan 3 M (mengurus, menutup, mengubur)
         -        Jangan biarkan pakaian banyak di ruang istirahat
               -        Gunakan kelambuh bila perlu
            -        Bila suhu tinggi ± 3hari langsung berobat
   6.Minum obat sesuai aturan
                     7.Konrol sesuai jadwal / 1 minggu setelah pulang









BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes agepty.
Manifestasi klinik DBD adalah : demam akut selama 5 hari tanpa penyebab yang jelas, perdarahan bawah kulit : ptechie, ekhimosis dan hematom, mual muntah tidak nafsu makan, diare, konstipasi, epitaksis, hematuri, melena, hematemesis, nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati, sakit kepala, pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening, tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun gelisah, capillari refil >2 detik, nadi cepat dan lemah).
Diagnosa keperawatan :
1.Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan peningkatan
   permeabilitas dinding pembuluh darah, peradaran, muntah,demam.
2. Resiko terjadi syok hipovolemi berhubungan dengan keluarga   cairan,              
    hemokonsentasi, trombositopenia, pasien malas minum, pruduksi urin            
                berkurang.
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan            
    berhubungan dengan mau.
4. Gangguan rasa nyaman : hipertemia, nyeri otot sendi berhubungan   
    dengan efek proses imflamasi.
5. Kebutuhan belajar mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan tindakan    
    berhubungan dengan keslahan interpretasi informasi
           


DAFTAR PUSTAKA


Carpenito, Lynda juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta : EGC
Corwin , Elizabeth J. 2009. Patofisiologi edisi 3. Jakarta : EGC
http://nursingbegin.com/askep-dhf/

1 komentar: